Awal saya menonton film ini pada saat saya SMP awal nya saya tidak menonton
hanya awal nya saja karna dulu saya tidak tertarik dengan film- film, namun
pada saat saya beranjak ke bangku SMK saya kembali menonton film ini karna saya
mulai tertarik menonton film terutama film bertemakan perang. Selain itu saya
senang dengan para pemain nya seperti Matt Damon ( Private James Ryan), Tom
Hanks ( Capt. Miller ), Barry Pepper ( Jackson ), Jeremy Davies ( upham ), Vin
Diesel ( caparzo ), Edward Burns ( Reiben ). Film ini di ilhami dari kisah
nyata dari keluarga Ryan. Berikut ini review dan jalan cerita film Saving
Private Ryan.
Film arahan Steven Spielberg itu lebih superior
secara kualitas dimana kita bisa lihat saat Pearl Harbour dicerca habis-habisan karena dramanya
yang luar biasa kacangan, Saving Private Ryan justru
mendapat 11 nominasi Oscar termasuk Best Picture dan memenangkan lima diantaranya
meski pada akhirnya gagal menjadi film terbaik. Namun Spielberg sendiri
berhasil meraih Best Director keduanya. Berdurasi 15 menit lebih
pendek dari Pearl Harbour, film ini nyatanya adalah contoh dan
bukti bahwa Steven Spielberg adalah orang yang sanggup menggabungkan action sequence memikat dengan kisah dramatik yang mengena
sehingga membuat filmnya tidak terasa kering layaknya film-film Michael Bay.
Mengambil setting pada masa Perang Dunia II, film ini akan
mengajak kita melihat kenyataan pahit yang mengiringi keluarga Ryan saat tiga
dari empat Ryan bersaudrara harus gugur dalam medang perang dalam waktu yang
bersamaan. Bahkan satu dari empat bersaudara tersebut yang bernama James Ryan
(Matt Damon) sampai sekarang tidak diketahui kabarnya dan menghilang setelah
terjadi kesalahan teknis dalam misinya. Maka demi ibu dari keempat bersaudara
tersebut diutuslah sepasukan yang terdiri dari delapan prajurit yang dipimpin
Kapten John Miller (Tom Hanks) untuk mencari Ryan dan membawanya pulang. Tapi
tentunya tidak mudah mencari seorang prajurit dalam sebuah medan perang.
Seperti yang dikatakan Kapten John Miller, mencari Ryan sama saja seperti
mencari jarum di tumpukan jarum, sulit membedakan satu sama lain. Jika belum
menonton filmnya dan hanya mendengar premisnya saja mungkin terasa tidak masuk
akal, dimana untuk menyelamatkan nyawa seorang prajurit sampai harus
mengirimkan sepasukan beranggotakan delapan prajurit. Mempertaruhkan banyak
nyawa untuk menyelamatkan satu nyawa. Tapi begitu menonton langsung filmnya
kita akan mulai memaklumi dan bahkan mungkin mendukung keputusan tersebut.
Spielberg memang tahu betul bagaimana untuk mengikat penontonnya supaya sedari awal sudah betah menonton film ini. Impresi awal memang sangat penting dalam sebuah film dan Spielberg sangat menyadari hal tersebut. Maka untuk membuat penontonnya terikat sedari awal, dimunculkanlah opening yang luar biasa itu. Sebuah adegan peperangan di Pantai Omaha yang disajikan selama kurang lebih 27 menit seolah benar-benar menjerat penonton supaya tidak memalingkan pandangan sedikitpun dari filmnya. Adegan pembuka tersebut memang terasa bombastis dengan menampilkan ledakan dan desingan peluru yang bergemuruh. Lokasi yang ditampilkan dengan begitu detil sekaligus nyata dan memakai sekitar 1.500 figuran membuat adegan tersebut makin terasa luar biasa. Tidak hanya bombastis namun juga terasa realistis. Yang makin membuat adegan tersebut spesial adalah ditampilkannya momen-momen yang menunjukkan betapa mengerikannya perang itu. Memang tidak sehorror dan segelap yang ditampilkan dalamPlatoon atau Apocalypse Now memang, tapi kita masih tetap akan melihat sajian horror tersebut seperti prajurti yang terluka parah sampai kehilangan anggota tubuhnya, kegugupan dan ketakutan yang mereka rasakan sebelum dan saat perang dimulai. Adegan muntah di kapal dan adegan saat ada seorang prajurit yang mencari-cari potongan tangannya yang terputus adalah dua contoh adegan yang dengan baik menggambarkan itu semua.
Meski masih tampil
layaknya film-film Spielberg lain yang terasa ringan dan bisa ditonton oleh
semua kalangan sebagai film hiburan, Saving Private Ryan juga
masih punya kandungan cerita dan makna yang kaut didalamnya. Nuansanya juga
lebih gelap dibandingkan film-film Spielberg yang dirilis akhir-akhir ini. Jika
dibandingkan dengan War Horse yang
sesama film perang, Saving Private Ryan jelas
lebih mendalam dan lebih gelap. Film ini berusaha mempertanyakan beberapa aspek
dan pertanyaan yang sering muncul di medan perang. Yang paling nyata tentu saja
mengenai harga nyawa setiap orang di medan perang. Apakah harga nyawa mereka
semua sama? Disaat biasanya yang jadi perdebatan adalah mengorbankan satu orang
demi nyawa banyak orang, maka disini yang muncul adalah mengorbankan nyawa
banyak orang hanya demi satu orang yang bisa jadi tidak pantas menerima
pengorbanan sebesar itu. Pergiolakan yang terjadi mengenai hal itu ditampilkan
dengan baik disaat para pasukan penyelamat saling mempertanyakan pentingnya
misi tersebut. Ada juga sebuah hal yang disinggung mengenai pihak kita dan
pihak lawan dalam perang. Ada sebuah dialog menarik yang kira-kira berbunyi
"Jika Tuhan ada di pihak kita lalu siapa yang ada di pihak
musuh?"
Saya tidak tahu apakah
para prajurit di medan perang pernah iseng berpikir "Siapa yang sebenarnya
benar? Pihak kita atau musuh?" Sebuah pertanyaan yang tentu bisa mengancam
nyawa sang prajurit jika ia berperang dengan memikirkan hal tersebut. Tentu
saja dalam medan perang sudah pasti pihak yang kita bela akan kita anggap
sebagai yang paling benar dan apa yang musuh lakukan selalu salah. Itu juga
yang membuat saya cukup tergelitik melihat bagaimana para prajurit disini
begitu bernafsu membunuh begitu banyak musuh tapi begitu satu saja teman mereka
terbunuh seolah musuh telah melakukan sebuah dosa yang begitu besar dan tak
terampuni. Semua pertanyaan moral tersebut tersaji dengan baik disini meskipun
tidak sampai begitu mendalam karena Saving Private Ryan memang
lebih menekankan pada momentum perangnya tapi selalu berusaha supaya tidak
pernah kehilangan hati. Masing-masing karakter utamanya juga berhasil
ditampilkan dengan baik dengan ciri ataupun dilema masing-masing meski tidak
terlalu ditonjolkan tapi tetap efektif. Hal itu membuat momen saat ada karakter
yang terbunuh, kematiannya tidak terasa lewat begitu saja. Mulai dari Jackson
(Barry Pepper) si sniper dengan kemampuan luar biasa yang selau berdoa, Fish
(Adam Goldberg) yang seorang Yahudi dan sering berkata seenaknya, sampai Upham
(Jeremy Davies) yang baru pertama terjun ke medan perang dan mengalami
ketakutan luar biasa. Tentunya ada juga Vin Diesel sebagai Caparzo walaupun
sayangnya hanya muncul sebentar. Saving Private Ryan memang
tidak terlalu mendalam untuk urusan mengangkat ambiguitas moral dan horor dalam
perang, namun semua itu tetap ada. Akhir ceritanya juga sangat mudah ditebak,
tapi proses menuju akhir itulah yang menyenangkan. Lagipula momen perang
sebelum ending juga punya tingkat keseruan yang tidak
kalah dengan opening-nya. Sebuah film perang
yang begitu seru tanpa pernah kehilangan bobot ceritanya.
0 komentar:
Posting Komentar